Mendidik dengan Cinta
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Mendidik dengan Cinta merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mendidik Anak Tanpa Amarah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 3 Jumadil Akhir 1444 H / 27 Desember 2022 M.
Mendidik dengan Cinta
Mendidik dengan cinta, yaitu kita mengedepankan rasa cinta dan kasih sayang di dalam mendidik dan membimbing. Inilah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala serukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ…
“Dan dengan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadamu kamu berlaku lemah lembut kepada mereka.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 159)
Kita perlu mengedepankan kasih sayang, kelembutan dan cinta di dalam mendidik anak-anak.
Banyak orang tua mengeluh ketika melihat kenakalan anaknya. Misalnya anak susah diatur, tidak mau taat, suka memberontak, suka membantah dan perilaku-perilaku lain yang mungkin tidak menyenangkan bagi orang tua. Anak yang dulu lucu dan menggemaskan sekarang menjadi sumber masalah. Kerap kali sikap, perilaku dan ucapannya menyesakkan dada, tidak enak didengar telinga. Namun apakah kita harus memarahinya? Lalu siapa yang seharusnya disalahkan?
Kita tidak perlu mencari kambing hitam. Jika inilah kenyataan yang harus dihadapi, maka orang tua harus berupaya dan berpikir keras untuk bisa mengambil sikap yang tepat, tidak mendahulukan amarah dan emosi. Allah mengatakan:
… أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ …
“Sesungguhnya harta kamu dan anak-anak kamu adalah fitnah (ujian).” (QS. Al-Anfal[8]: 28)
Ini ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana juga kata Nabi:
فِتْنَةُ الرَّجُلِ في أهْلِهِ ومَالِهِ ووَلَدِهِ وجَارِهِ
“Fitnah yang Allah berikan kepada seseorang bisa melalui hartanya, keluarganya, anak istrinya atau tetangganya.” (HR. Bukhari)
Begitulah kita menjalani ujian demi ujian di dunia ini. Maka kita harus berupaya mencari penyelesaian jalan keluarnya. Bagaimana kita bisa melewati ujian yang Allah berikan kepada kita. Sebab jika orang tua salah mengambil sikap atau salah melakukan tindakan, maka keadaannya bisa menjadi keruh. Bahkan lebih mengerikan dari yang dibayangkan.
Maka di sini harus dikedepankan sabar atas ujian yang Allah berikan. Demikianlah dunia ini memang darul bala’ (penuh dengan ujian-ujian). Tidak mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan surga tanpa ujian. Siapapun pasti akan menjalani ujian itu untuk meraih surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia mengira mereka dibiarkan begitu saja sementara mereka belum lagi diuji?” (QS. Al-‘Ankabut[29]: 2)
Artinya kita akan diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, salah satunya juga melalui anak-anak.
Maka di dalam sirah para Nabi dan Rasul, ada Nabi yang diuji dengan anaknya. Contohnya Nabi Nuh dan Nabi Ya’kub ‘Alaihimus Salam. Ini satu contoh bahwa para Nabi juga mendapatkan ujian melalui orang-orang dekatnya. Ada yang diuji melalui istrinya seperti Nabi Nuh dan Nabi Luth.
Begitulah ujian-ujian yang Allah berikan melalui orang-orang dekat yang notabene mereka adalah orang-orang yang kita cintai. Dalam masalah ini adalah bagaimana kita bisa melewati ujian-ujian yang berat itu?
Maka dari itu di sini orang tua harus betul-betul memperhatikan bagaimana dia bisa mengatasi ujian-ujian itu dengan baik. Yaitu dengan mengambil sikap yang benar dan tindakan yang tepat. Sehingga itu bisa menjadi jawaban bagi masalahnya.
Sikap yang tepat dari orang tua dan orang-orang yang ada di sekitar anak tersebut diharapkan bisa menjadi obat bagi masalah anak.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajiannya.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52566-mendidik-dengan-cinta/